Senin, 19 Desember 2011

Pertunjukan Tari Sakral Toerang di Tengah Hutan


Tari Toerang Batu Apa korelasinya tari dengan kisah sukses pasukan perang menaklukkan musuh-musuhnya di medan perang? sepintas mungkin tak ada hubungannya. Namun tarian sakral tari Toerang yang biasanya dipentaskan saat pasukan perang kerajaan Binuang di polewali mandar akan diberangkatkan ke medan perang, ternyata mampu menjadi pelecut semangat juang keberanian para pasukan perang dalam menaklukkan musuh-musuhnya. Tak heran jika kerajaan Binuang yang terkenal agresor selalu sukses menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Sayangnya, tarian motivator yang sudah punah ini tak pernah lagi dipentaskan. Selain karena minimnya perhatian pemerintah melestarikan budaya dan tradisi setempat, penerus tari tradisional Toerang jumlahnya kini bisa dihitung jari.

Inilai tari Toerang batu atau tarian perang yang biasanya dipentaskan di tengah hutan, saat bala pasukan perang kerajaan Binuang akan diberangkatakan ke medan peperangan. Tarian sakral ini selalu menjadi ritual penting sebelum pasukan berani mati kerajaan binuang diberangkatkan ke tengah pertempuran yang memerlukan nyali dan keberanian.

Konon pasukan kerajaan Binuang yang sudah menyaksikan tarian ini akan berikrar dan menyerahkan segala hidup dan mati mereka untuk memenangkan setiap peperangan melawan musuh-musuhnya. Tak heran jika kerajaan Binuang yang berjaya pada abad ke 15 masehi  selalu mencatat prestasi gemilang dalam menaklukkan musuh-musuhnya.

Hasan Dalle, salah satu penerus tari Toerang batu yang masih hidup sampai hari ini menyatakan setiap gerakan tarian Toerang punya makna simbol tersendiri. Peralatan perang seperti pedang, tombak dan keris pusaka menjadi simbol kejantanan pasukan kerajaan Binuang dalam menaklukkan setiap peperangan. Pasukan yang  telah mengikrarkan diri sebagai pasukan pantang mundur sebelum pulang membawa kemenangan. “Pasukan yang sudah berikrar pantang pulang sebelum membawa kemangan”ujar Hasan dale, penerus tari Toerang di kecamatan Binuang.

Sebelum tarian ini digelar di tengah pasukan di tengah hutan sebelum berangkat ke medan perang, didahului dengan sejumlah ritual sakral seperti persembahan sesajen berupa telur ayam dan nasi ketan empat warna. Pasukan yang akan diberangkatkan ke medan perang sebelumnya harus melalui sejumlah tahapan ujian. Setiap pasukan diuji terlebih dahulu dengan cara melompati telur yang diletakkan diatas sebongkah batu setinggi lebih dari satu meter lebih. Hanya pasukan yang lolos melom[ati batu dan telur yang dinyatakan ikut menjadi pasukan, sementara yang tidak lolos hanya dududk dibagian logistik pasukan.

Untuk mengangkat tari Toerang menjadi kekayaan khasanah budaya Mandar yang diharapkan bisa menjadi cikal balal aset pariwisata polman, Pemda melalui Dinas Pariwista Polman dan para penggiat kebudayaan, terutama sejumlah peneerus tari Toerang yang masih hidup, bekerja sama kembali mengapresiasi tari sacral yang sudah punah ini.

Kepala dinas Pariwisata Polewali mandar, Darwin Badaruddin, menyatakan tertarik kembali mendorong sejumlah praktisi kebudayaan dan penerus tari Toerang batu yang masih hidup untuk kembali menggali salah satu kekayaan khasanah budaya mandar yang beragam dan unik. Menurut Darwin, tari Toerang batu pernah menjadi populer dan simbol kebanggaan polewali mandar. Tari ini pernah menjadi tari penyambutan kedatangan almarhum wakil presiden RI Adam Malik pada tahun 1984 di Tanah Toraja dan Makassar. “penemuan kembali tari Toerang ini merupakan bagian dari sikap pemerintah dan para penggiat kebudayaan untuk kembali mengapresiasi tari Torang batu sebagai salah satu kekayaan budaya POlewali Mandar, “ ujar Darwin Badaruddin







Tari Toerang batu yang tidak hanya berfungsi sebagai penghibur prajurit perang di masa kerajaan Binuang tapi juga berfungsi membangkitkan semangat juang dan keberanian pasukan perang dalam menaklukkan musuh-musuihnya. Tarian toerang juga kerap ditampilkan saat  menyambut tamu terhormat atau kunjungan pejabat negara di polewali mandar. (Posted : Edy Junaedi)

3 komentar:

  1. Terima kasih telah bersedia meliput tarian to eran batu sebagai salah satu budaya dari suku pattae mungkin satu hal yang dilupa bahwa Tarian ini diangkat atas bantuan dari dana PNPM Pariwisata 2011 mulai dari pembelian alat-alat sampai bajunya, yang di kerjakan oleh LKM SADAR WIASTA DESA BATETANGNGA.

    BalasHapus
  2. hehehe....
    ini kesalahan komunikasi
    teman-teman tidak tahu kronologisnya
    Teman2 jurnalis tahunya ada pertunjukan tari Toerang disaksikan tokoh adat, kadis pariwisata dan teman2 lainnya.

    Sukses buat tari Toerang. Aset wisata yang terlupakan

    BalasHapus
  3. memang itulah yang sllu di idam-idamkan, apalagi bagi kami yang masih sangat buta akan soal itu.....meskipun ada sebahagian yang kami tahu, tapi tekhnis untuk gerakan itu sangat lah hitam pengetahuan.........slamat atas kinerjanya senior, smoga tetap terjaga budaya dan tidk lagi timbul tenggelam jadinya.

    BalasHapus